Kamis, 01 Januari 2015

INFUS DEKSTROSA





Infus Dekstrosa 


BAB I
PENDAHULUAN
I.1     Latar Belakang
Formulasi sediaan steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi yang banyak dipakai, terutama saat pasien dirawat di rumah sakit. Sediaan steril sangat membantu pada saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik, mempunyai luka terbuka yang harus diobati, dan sebagainya. Semuanya sangat membutuhkan kondisi steril karena pengobatan yang langsung bersentuhan dengan sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh, dan dimasukkan langsung ke dalam cairan atau rongga tubuh sangat memungkinkan terjadinya infeksi bila obatnya tidak steril. Oleh karena itu, kita memerlukan sediaan obat yang steril. Disamping steril, kita pun memerlukan sediaan obat dalam kondisi isohidris dan isotonis agar tidak mengiritasi.
Untuk menghasilkan sediaan yang steril, kita memerlukan pengetahuan tambahan selain pengetahuan tentang pembuatan bentuk sediaan, yaitu adanya jaminan bahwa selama produksi dan setelah produksi, sediaan bebas dari cemaran mikroba. Bentuk sediaan steril bisa bebagai bentuk, yaitu cair, padat, atau semipadat. Proses pembuatannya pun sama dengan sediaan nonsteril. Salah satu contoh sediaan steril yang dimaksud yakni injeksi. Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, ataupun serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan. Injeksi pun memiliki beragam jenis sesuai dengan penggunaannya. Salahsatunya yakni injeksi infus, sesuai dengan percobaan yang akan dilakukan pada praktikum kali ini.
Infus merupakan larutan dalam jumlah yang besar terhitung mulai dari 10 mL yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Sediaan infus sangatlah penting, dari penggunaannya ini semua infus sangat sering digunakan pada pasien-pasien di rumah sakit. Infus ini berguna untuk menggantikan cairan-cairan tubuh yang hilang karena disebabkan oleh kekurangan cairan akibat muntah, diare yang berkepanjangan, sebagai penambah energi, serta pengganti makanan bila seorang penderita penyakit tidak dapat lagi mengkonsumsi makanan seperti biasanya.
Maka untuk mengganti makanan tersebut digunakan infus. Karena di dalam sediaan infus terdapat zat-zat yang berfungsi sebagai kalorigenik yang dapat menghasilkan energi, juga dapat menjaga kestabilan cairan dalam tubuh, karena infus ini merupakan salah satu sediaan obat dalam bidang farmasi, maka seorang farmasis wajib mengetahui cara pembuatan infus dan bagaimana pula cara pemakaiannya untuk itulah praktikum dengan percobaan pembuatan sediaan infus perlu dilaksanakan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat sediaan infus, salah satunya yaitu wadah yang digunakan dalam membuat sediaan infus harus disterilkan terlebih dahulu sehingga tidak terjadi kontaminasi mikroba dari bahan asing lainnya yang  bisa membuat sediaan infus menjadi tidak steril.

I.2     Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.             Untuk mengetahui bagaimana cara membuat formulasi sediaan steril terutama sediaan injeksi infus yakni injeksi Glukosa Natrium klorida
2.             Untuk mengetahui khasiat dan penggunaan yang terkandung dalam sediaan ini.





BAB II
FORMULA
II.1    Master Formula
R/        Dekstrosa                                       26.47       g
           Carbo adsorben                                0.1 %
           A.P.I   ad                                          500       mL

II.3    Alasan Penggunaan Bahan
          II.3.1 Penggunaan Bahan Aktif
Dextrose adalah monosakarida dijadikan sebagai sumber energi bagi tubuh. Dextrose juga berperanan pada berbagai tempat metabolisme protein dan lemak. Dextrose disimpan di dalam tubuh sebagai lemak dan di otot dan hati sebagai glikogen. Jika diperlukan untuk meningkatkan kadar glukosa secara cepat, maka glikogen segera akan melepaskan glukosa. Jika suplai glukosa tidak mencukupi maka tubuh akan memobilisasi cadangan lemak untuk melepaskan atau menghasilkan energi. Dextrose juga mempunyai fungsi berpasangan dengan protein (protein sparing). Pada keadaan kekurangan glukosa, energi dapat dihasilkan dari oksidasi fraksi-fraksi asam amino yang terdeaminasi. Dextrose juga dapat menjadi sumber asam glukoronat, hyaluronat dan kondroitin sulfat dan dapat dikonversi menjadi pentose yang digunakan dalam pembentukan asam inti (asam nukleat). Dextrose dimetabolisme menjadi karbondioksida dan air yang bermanfaat untuk hidrasi tubuh.

          II.3.2 Penggunaan bahan tambahan
1.    Carbo Adsorben digunakan untuk Menyerap Zat Aktif
2. A.P.I (Aquadest Pro Injection) digunakan untuk bahan pelarut dalam injeksi.





BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
III.1  Landasan Teori

Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang dilarutkan, atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui selaput lendir. Injeksi diracik dengan melarutkan, mengemulsikan atau mensuspensikan sejumah obat kedalam sejumlah pelarut atau dengan mengisikan sejumlah obat kedalam wadah dosis tunggal atau wadah dosis ganda. (Depkes RI, 1979)
Infus adalah larutan dalam jumlah besar terhitung mulai dari 10 ml yang diberikan melalui intravena tetes demi tetes dengan bantuan peralatan yang cocok. Asupan air dan elektrolit dapat terjadi melalui makanan dan minuman dan dikeluarkan dalam jumlah yang relatif sama, rasionya dalam tubuh adalah air 57%; lemak 20,8%; protein 17,0%; serta mineral dan glikogen 6%. Ketika terjadi gangguan hemostatif, maka tubuh harus segera mendapatkan terapi untuk mengembalikan keseimbangan air dan elektrolit larutan untuk infus intravenous harus jernih dan praktis bebas partikel.  (Lukas 2006)
Adapun penggolongan sediaan infus berdasarkan komposisi dan kegunaannya adalah:
1.    Infus Elektrolit
Pada cairan fisiologi tubuh manusia, tubuh manusia mengandung 60% air dan terdiri atas cairan intraseluler (di dalam sel) 40% yang mengandung ion-ion K+, Mg2+, sulfat, fosfat, protein, serta senyawa organik asam fosfat seperti ATP, heksosa monofosfat, dan lain-lain. Air pun mengandung cairan ekstraseluler (di luar sel) 20% yang kurang lebih mengandung 3 liter air dan terbagi atas cairan interstisial (di antara kapiler dan sel) 15% dan plasma darah 5% dalam sistem peredaran darah serta mengandung beberapa ion seperti Na+, klorida, dan bikarbonat.
2.    Infus Karbohidrat
Infus karbohidrat adalah sediaan infus berisi larutan glukosa atau dekstrosa yang cocok untuk donor kalori. Kita menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan glikogen otot kerangka, hipoglikemia, dan lain-lain.
3.    Infus Plasma Expander atau Penambah Darah
Larutan plasma expander adalah suatu sediaan larutan steril yang digunakan untuk menggantikan plasma darah yang hilang akibat perdarahan, luka bakar, operasi, dan lain-lain. (Lukas, 2006)
Pembuatan sediaan yang akan digunakan untuk infus harus dilakukan dengan hati-hati, untuk menghindari kontaminasi mikroba dan bahan asing. Cara pembuatan obat yang baik (CPOB) juga mempersyaratkan tiap wadah akhir infus harus diamati secara fisik dan tiap wadah yang menunjukkan pencemaran bahan asing yang terlihat secara visual harus ditolak.
Air yang digunakan untuk pembuatan infusa biasanya digunakan Aqua Pro Injeksi dibuat dengan cara menyuling kembali air suling segar dengan menggunakan alat gelas netral atau wadah logam yang cocok dengan label. Hasil sulingan pertama dibuang dan sulingan selanjutnya ditampung dan segera digunakan. Bila segera digunakan harus disterilkan dengan cara sterilisasi A dan C setelah ditampung.
Syarat-syarat infusa :
1.     Aman, tidak boleh menyebabkan iritasi jaringan atau efek toksis.
2.      Jernih, berarti tidak ada partikel padat.
3.       Tidak berwarna, kecuali obatnya memang berwarna.
4.      Sedapat mungkin isohidris, pH larutan sama dengan darah dan cairan tubuh lain yakni pH = 7,4.
5.       Sedapat mungkin isotonis artinya mempunyai tekanan osmosis yang sama dengan darah atau cairan tubuh yang lain. Tekanan osmosis cairan tubuh seperti darah, air mata, cairan lumbal sama dengan tekanan osmosis larutan NaCl 0,9 %.
6.       Harus steril, suatu bahan dinyatakan steril bila sama sekali bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun nonpatogen, baik dalam bentuk vegetativ maupun dalam bentuk tidak vegetativ (spora).
7.       Bebas pirogen, karena cairan yang mengandung pirogen dapat menimbulkan demam. Menurut Co Tui, pirogen adalah senyawa kompleks polisakarida dimana mengandung radikal yang ada unsur N, P. Selama radikal masih terikat, selama itu masih dapat menimbulkan demam dan pirogen bersifat termostabil. (Anief. 1997)

Keuntungan sediaan infus antara lain:
1.      Obat memiliki onset (mula kerja) yang cepat.
2.      Efek obat dapat diramalkan dengan pasti.
3.       Biovabilitas sempurna atau hampir sempurna.
4.      Kerusakan obat dalam tractus gastrointestinalis dapat dihindarkan.
5.      Obat dapat diberikan kepada penderita yang sakit keras atau dalam keadaan koma.

Kerugian sediaan infus:
1.     Rasa nyeri pada saat disuntik apalagi kalau harus diberikan berulang kali.
2.     Memberikan efek psikologis pada penderita yang takut suntik.
3.     Kekeliruan pemberian obat atau dosis hampir tidak mungkin diperbaiki terutama sesudah pemberian intravena.
4.     Obat hanya dapat diberikan kepada penderita di rumah sakit atau ditempat praktek dokter oleh perawat yang kompeten.
5.     Lebih mahal dari bentuk sediaan non steril hanya karena ketatnya persyaratan yang harus dipenuhi (steril, bebas pirogen, jernih, praktis, bebas partikel).


Aturan pemakaian dan penggunaan infus:
1.    Obat tidak dapat di absorbsi secara oral
2.    Terjadinya absorbsi yang tidak teratur setelah penyuntikan secara intramuscular
3.    Obat menjadi tidak aktif dalam saluran pencernaan
4.     Perlunya respon yang cepat
5.     Pasien tidak dapat mentoleransi obat atau cairan secara oral
6.     Rute pemberian secara intramuskular atau subkutan tidak praktis
7.     Obat harus terencerkan secara baik atau diperlukannya cairan pembawa
8.      Obat mempunyai waktu paruh yang sangat pendek dan harus diinfus secara terus-menerus
9.     Diperlukan perbaikan ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
10.    bat hanya bersifat aktif oleh pemberian secara intravena

Infus dapat berfungsi sebagai:
1.   Dasar nutrisi, kebutuhan kalori untuk pasien di rumah sakit harus disuplai via intravenous seperti protein dan karbohidrat.
2.   Keseimbangan elektrolis digunakan pada pasien yang schock, diare, mual, muntah membutuhkan cairan intravenous.
3.    Pengganti cairan tubuh, seperti dehidrasi.
4.    Pembawa obat contohnya sebagai antibiotik. 





BAB IV

METODE KERJA

IV.1  Alat dan Bahan

          IV.1.1    Alat yang digunakan
1.        Aluminium foil
2.        Autoklaf
3.        Batang Pengaduk
4.        Botol Infus 100 ml
5.        Corong Kaca
6.        Gelas Kimia 100 mL
7.        Gelas Ukur 100 mL
8.        Labu Ukur 500 mL; 100 mL
9.        Pipet Tetes
10.    Sendok Tanduk
11.    Timbangan Digital
12.   Kaca arloji

          IV.1.2    Bahan yang digunakan
1.        Aquadest
 2.        Aqua Pro Injeksi
3.       Dekstrosa
4.        Kapas
5.        Kertas Perkamen
6.        Kertas Saring
7.        Norit
8.       Tali godam
 
V.2 Perhitungan Bahan
 Formula Akhir
 R/Dekstrosa                    26.47 g
     Carbo Adsorben        0.1 %
     Aqua Pro Inj       ad    500 ml

V=(n.v) + (v. Kelebihan %)
   = (1500 ml) + (500 ml. 2/100)
   = 510 ml

Adanya penyaringan maka volume dilebihkan 5 %
= 5/100 x 510 ml = 25.5 ml + 510 ml 
= 535.5 ~ 550 ml

1. Dekstrosa 25 g = 550 ml/500 x 25 g 
                                = 27,5 + (35/100x0.05 g)
                                = 27.69 g

2. Norit  0.1 %    = 0.1/100 x 550 ml 
                               = 0.55 g  ~ 550 mg

3. Aqua pro inj     ad 550 ml


IV.3 Prosedur  Kerja

1.      Penyiapan Alat (pencucian, pengeringan , dan sterilisasi alat)
§  Pencucian alat
1.      Alat /wadah gelas disikat dengan larutan tepol
2.      Dibilas dengan air kran
3.      Disemprot dengan uap
4.      Ditiriskan
5.      Dibilas dengan aqua deminineralisata
6.      Dibilas dengan air suling yang baru dibuat
§  Pengeringan
1.      Alat/ wadah gelas ditutup dengan kertas yang tembus uap air (lapis 2) untuk menghindari debu
2.      Dikeringkan dalam oven (lemari pengering) dalam keadaan terbalik (180oC selama 10 menit)
§        Sterilisasi
Alat yang sudah bersih dan kering, dibungkus rapat dengan aluminium foil (untuk sterilisasi dengan oven ) dan kertas perkamen (untuk sterilisasi dengan autoklaf) dibungkus rangkap 2.
Water For Injeksi ( WFI ) : aquadest dalam Erlenmeyer ditutup dengan aluminium foil dan diikat dengan tali, kemudian disterilkan dengan autoklaf.
2.      Timbang glukosa 7,5525 gram pada bekerglass steril
3.      Larutkan (2) dalam WFI ± 140 ml
4.      Cek pH, bila pH > 6 maka di tambahkan HCl 0,1N ad pH 6
5.      Tambahkan WFI ad 150 ml (Kalibrasi bekerglass 150 ml)
6.      Timbang norit 0,15 g pada gelas arloji steril
7.      Panaskan (5) ad suhu 80˚C, kemudian tambahkan norit
8.      Aduk larutan tersebut selama 15 menit pada suhu 80˚C → tambah WFI ad 150 ml
9.      Saring dengan kertas saring rangkap 2 → tampung pada Erlenmeyer steril (kalibrasi volume filtrat)
10.  Panaskan filtrat pada suhu 80˚C selama 15 menit → tambah WFI ad volume filtrat tanda
11.  Saring lagi dengan kertas saring yang sama dengan (10) → tampung pada Erlenmeyer steril
12.  Kemudian saring filtrat dengan kertas saring berdiameter 0,45 µm dan masukkan dalam botol infus ad volume 100ml
13.  Bilas tutup dengan sisa larutan, tutup diikat dengan tali sampanye yang kuat
14.  Sterilisasi sediaan dengan otoklaf suhu 115˚C selama 30 menit.
15.  Beri label serta etiket

1 komentar:

  1. Casinos Near Me - Casino Near Me - Mapyro
    Find Casinos 서울특별 출장마사지 Near 논산 출장마사지 Me in Las 평택 출장샵 Vegas, NV. Casino Near Me in Atlantic City, CA. Bally's Casino 화성 출장샵 Resort. 청주 출장안마

    BalasHapus